kisah cinta Sang phoenix

sebuah kegilaan di tengah kungkungngan cinta nyata yang sanggup membuatku gila dan mati rasa oleh seorang pria yg ga akan pernah tahu tentang perasaanku.

Jumat, 26 November 2010

penantian yang berujung perpisahan

Aduh, baca judulnya aja udah ketahuan ni cerita tentang apa.
yup, ditinggalkan. lagi.
Kayanya cintaku padanya hanya berisi kisah tentang ditinggalkan, tanpa aku sanggup untuk balik meninggalkan. Hebat kan dia? Banget.

Kali ini, kisah ini aku tulis setelah aku menangis konyol di sekolah, cuma gara-gara lagu yg mengingatkan aku tentang sambaran petir di tengah malam yang aku alami. Tentunya bukan sambaran petir sungguhan, hanya perumpamaanku saja, karna rasanya memang seperti itu.

Entah aku ini udah cukup kebal dengan segala luka yang menyangkut dia, tapi malam itu, yang pertama kali kurasa adalah perasaan kebas. Hampa. seperti ada yang mengambil selurung organ di dadaku, hingga aku perpikir, "masihkah aku hidup? Masihkah jantung ini berdetak? Masihkah paru-paru ini berfungsi?"
karena, aku bahkan tak merasakan oksigen yang masuk ke paru-paruku atau suara detak jantungku. Semua terasa hening. Lalu terasa torehan luka baru di atas luka akibat seretan di atas silet di hatiku kemarin, belum sembuh, masih di tambah taburan garam oleh kabar itu. Bukan hanya lukanya yg belum menutup, tapi darahnya pun tak mau berhenti mengalir.

Kejadiannya seperti ini:

Ajuk teman papaku di pemancingan, malam itu datang-usianya paling sekitar 20-an, jadi masih muda banget-yah, mamaku sih senang-senang aja, soalnya, papaku ada tugas keluar pulau, jadi klo ada apa-apa(na'uzubillahiminzalik)bisa minta tolong sama laki-laki(cowok di rumahku yg ada saat itu cuma adeku yg berusia 12 dan 6 tahun, ga mungkin kan bisa bantuin klo ada apa-apa?)

mamaku dan ajuk ngobrol, cerita-cerita tentang si dia yg rumahnya lagi di renovasi, kebetulan ajuk itu suka bantu-bantu lah di rumahnya si dia, jadi bisalah mamaku tanya-tanya.
Aku, bosan dengan pembicaraan yg cuma bikin aku iri, karena, ajuk bisa tidur sekamar sama si dia, eits, jangan ngeres,aku cuma iri karena , yah klo aku jadi ajuk kan berarti aku bisa ngelihat dia waktu tidur.
ok, balok lagi, bosan, aku ambil wudhu, solat, terus tidur.
Nah, baru aku mau merebahkan diri di tempat tidur, aku mendengar mamaku berkata, "Eh, 'dia' tu, cuma sampe tahun ini aja kan? ntar 'dia' mau di kuliahkan mamanya ke yogya kah? lupa. ya, kan?"
bayangkan, aku yang hampir aja terlelap, dikejutkan dengan berita bagaikan sambaran petir itu?! Klo aku bilang ga terguncang itu ga mungkin. itu mustahil. Karena setelah semua perasaan mati rasa itu, klo aja aku ga inget itu malam hari, dan mamaku bisa aja menyerbu ke dalam kamarku, mungkin aku akan histeris dan nangis sampe pagi.
Tapi kayanya ga mungkin juga deh, soalnya air mataku kayanya juga udah habis buat nangisi dia, seluruh waktu yang ku punya untuk memikirkannya hanya berujung tangis.
Saat itu, cuma satu pintaku pada Tuhan, "Ya, Allah, tolong, jangan buat dia pergi dari sisiku, ku mohon. Klo perlu, aku bersedia menderita karena cinta ini selamanya. Aku hanya ingin bisa menatapnya. Aku hanya ingin bisa melihatnya, walau itu cuma motornya aja. aku hanya bisa tenang klo aku tahu dia ada di rumah, sehat, dan baik-baik aja. Aku cuma minta itu, Tuhan. Tolong. Tapi klo pun di harus pergi juga, tolong, Berikan aku waktu, untuk mengenang wajahnya sepuas hatiku, walau itu hanya sehari aja, tak mengapa asal aku bisa menanamkan wajahnya, tubuhnya, aroma tubuh dalam ingatanku, walau itu dari jarak yang jauh, walau itu berarti perpisahan untukku, walau itu berarti aku harus merelakannya pergi, membiarkanya jauh dariku. merelakanya tak terjangkau lagi oleh tanganku."

Sabtu, 20 November 2010

awake and alive by skilled

I'm at war with the world
And they try to pull me into the dark
I struggle to find my faith
As I'm slipping from your arms

It's getting harder to stay awake
And my strength is fading fast
You breathe into me at last

I'm awake, I'm alive
Now I know what I believe inside
Now it's my time
I'll do what I want 'cause this is my life

(Here, right now)
Right here, right now
Stand my ground and never back down
I know what I believe inside
I'm awake, and I'm alive

I'm at war with the world
'Cause I ain't never gonna sell my soul
I've already made up my mind
No matter what, I can't be bought or sold

When my faith is getting weak
And I feel like giving in
You breathe into me again

I'm awake, I'm alive
Now I know what I believe inside
Now it's my time
I'll do what I want 'cause this is my life

(Here, right now)
Right here, right now
Stand my ground and never back down
I know what I believe inside
I'm awake, and I'm alive

Waking up, waking up
Waking up, waking up
Waking up, waking up
Waking up, waking up in the dark

in the dark
I can feel you in my sleep
In your arms, I feel you breathe into me
Forever hold this heart that I will give to you
Forever I will live for you

I'm awake, I'm alive
Now I know what I believe inside
Now it's my time
I'll do what I want 'cause this is my life

(Here, right now)
Right here, right now
Stand my ground and never back down
I know what I believe inside
I'm awake, and I'm alive

Waking up, waking up
Waking up, waking up
Waking up, waking up
Waking up, waking up

Rabu, 17 November 2010

tugas bahasa indonesia


Suatu hari, Pelajaran bahasa indonesia. Kami belajar membuat puisi. Kata guru kami, "Buatlah puisi yang menceritakan tentang apa yang sedang kamu rasakan saat ini."
Maka, kami pun membuatnya. Kebanyakan teman-temanku bingung mau bikin puisi apa?
Tapi, aku berusaha membuat sebuah puisi tentang perasaanku, bukan hasil copy paste dari lirik lagu atau puisi orang lain. Seperti inilah puisiku.


Hidup dan Mati

Laksana mati rasa aku berdiri di hadapanmu
Tapi kau tak pernah mendengar suaraku.
Seakan aku tak terlihat, transparan.
Telingamu tak pernah mendengar suaraku,
Kau selalu mengabaikanku...
Menganggapku tak ada....

Kadang, aku ingin berteriak padamu
meminta perhatianmu
Tapi aku takut,
takut kau menjauh...
Memandangku hina.

Kau tahu?
Satu kata darimu bisa menjadi alunan meloi indah...
atau suara gelegar petir yang menyambar hatiku.

Mematahkannya,
Meremukkannya,
Mehancurkanya,
Berkeping-keping...
Hingga tak bersisa.

Melihat gerak-gerikmu selalu menyenangkanku
mendengar suaramu menyejukkan hatiku
memandang wajahmu membawa euforia bagiku
mengingatmu melelehkan air mata dari beku jiwaku


Mencintaimu seperti telur di ujung tanduk
Hidup dan mati tak ada bedanya.
Semua terasa sakit sekaligus membahagiakan.
Mencintaimu laksana candu bagiku,
bisa kulihat betapa aku tak bisa hidup tanpamu.



Sabtu, 13 November 2010

penantian

huff.... Mulai sekarang, kayanya blog ini cima jadi ajang curhatan ku aja.
ok, kita mulai.



Hubunganku dengan temanku yg satu sekolah dengan orang yg kucintai itu jadi buruk, kami ga pernah berhubungan lagi. Aku sih ga peduli, biarlah. Toh, dia yg mulai bukan aku.

Sekarang aku menyibukkan diri dalam ekskur taekwondo-ku. katanya bulan januari/pebruari ntar aku ujian kenaikan tingkat. Hah, Smoga lancar, AMIN!

Aku sendiri mulai labil, emosiku kadang seperti werewolf, kadang kaya vampir, ga jelas.

Orang yg kucintai? TETAP ga tau klo aku mencintainya. Atau jgn-jgn dia udah tau? terserah.

Di sekolah, teman-temanku pun jaga jarak denganku, bukan karna apa, hanya aku yg ga pandai bergaul dan rada susah membuka diri trhadap pertemanan.

Apalagi ya?

Uh, aku sebenarnya punya cerita, tapi malas nulis, jadi ga usah dah. hahaha!
(penasaran? ga? ya udah.)

Ehm, apa ya?

Satu hal deh, Kayanya, nunggu itu hal paling ga kusuka, tapi kenapa ya, aku masih aja nunggu dia? Orang yg kucintai itu? Padahal nunggu 5 menit aja aku udah gondok setengah mati.
Ada yang tahu jawabannya? Klo tahu, Hubungi: 085251881025

Thanks!