Aku, Kamu, Dia dan Dia.
sebenarnya ini tugas bahasa indonesia gue... trus, gue inget2, lama juga ga bgeposting, alhasil, gue posting aja nih cerita. sekedar mau cerita, drama gue di puji lho sama guru bahasa gue!!!!
gini ceritanya...
Aku, Kamu, Dia dan Dia.
Ini kisah tentang seorang pemain biola
yang sedang naik daun bernama Karina Puspaseruni. Hidupnya bisa dikatakan
sempurna, mengapa tidak? Sebagai seorang cewek, dia cantik, pintar, populer dan
punya cowok cakep, bernama Fahmi Helminardi Ichsanuddin, vokalis The Ancur
band, band asal rantau yang lagi tenar-tenarnya setelah memenangkan kontes
musik “Band terhancur se-Indonesia”. So, apalagi yang kurang dari hidup seorang
Karin? I guess, nothing.
Suatu hari, Karin ditawari oleh salah
satu produser musik untuk konser di L.A. (Liang Anggang), tak ingin kehilangan
kesempatan untuk melebarkan sayap, Karin pun menerima tawaran itu.
Sementara Ike, teman satu agensi Karin, merasa
iri dengan kepopuleran Karin. Ia pun membayar seorang mantan bos preman pasar
untuk mencelakakan Karin.
Ike: Ini
cek, Rp. 10 juta buat kamu.
Ayi: Hah?
Serius nih?
Ike: Iya,
serius. Tapi ada syaratnya.
Ayi: Apa?
Ike: Aku mau kamu mencelakakan Karin. Aku benci
ngelihat dia. Sok kecantikan, sok popular, sok hebat! sok banget deh! Nek aku
ngelihat mukanya. Ieuh…
Ayi: Oke, Oke, Beres deh. Semua bisa diatur
yang penting bayarannya.
Ike: Nggak masalah.
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Kantor Alvarez’s Company. Rapat
persiapan konser.
Eka : Jadi, Karin. Semua persiapan konser
sudah 80% rampung. Kamu hanya perlu menyiapkan lagu - lagu yang akan kamu
mainkan di konser kamu nanti. Ohya, nanti kamu akan duet sama salah satu
penyanyi terkenal.
Karin : Siapa?
Eka : Bruno Males.
Karin : Hah??? Siapa? Bruno males? Siapa itu?
Eka : Aduh, Karin!!! Masa kamu nggak tau Bruno
Males?
Karin : Serius. Nggak kenal.
Eka : Itu lho… penyanyi yang nyanyi “Just The
Way You Are”.
Karin : Ooohhh…. Bruno itu. Oke aja.
Eka : Sip!
-------------------------------------------------------------^-^-------------------------------------------------------------
Sepulang rapat. Di tangga menuju basement, seseorang tak dikenal
mendorong Karin hingga jatuh terguling. Orang tak dikenal itu langsung
melarikan diri setelah memastikann Karin tergeletak tak sadarkan diri di dasar tangga.
Tak lama kemudian datang seorang cowok,
melihat ada sesuatu-atau lebih tepatnya-seseorang tergeletak di dasar tangga,
cowok itu bergegas mendekati sesuatu itu, ternyata….
Ikhsan: Hei, bengun. Hei, hei! Tolong!!! Tolong!!!
*tidak ada seorang pun disana.* (Bruno lalu menelepon 911) “Halo? Ambulans?
Segera datang ke area parker Alvarez’s Company! Ada seorang gadis terluka
di sini! Cepat!!!”. Hei, bertahanlah (pada Karin).
-------------------------------------------------------------^-^-------------------------------------------------------------
Rumah
Sakit ADAPTIF, Banjarbaru.
Ayi: Gimana
keadaan Karin , Dok?
Fahmi: Yah, kalau
Karin bisa melewati masa komanya, dia akan sembuh. Tapi….
Ayi: Tapi apa,
Dok? Dia baik-baik aja kan?
Fahmi: Fraktura yang Karin derita menyebabkan
bergesernya sendi dari kedudukan semula karena jaringan penggantungnya
(ligamentum) sobek, dalam istilah kedokteran disebut dislokasi. Hal itu
menyebabkan Karin tidak bisa terlalu lama menekuk tangannya.
Ayi: Apa tidak ada cara untuk menyembuhkan hal
itu? Karin seorang pemain biola, tentu ia harus menekuk tangannya.
Fahmi: Saya rasa Karin harus berhenti bermain biola.
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Ayi menceritakan pada Karin apa yang
sudah Dokter beritahukan. Seperti dugaannya, Karin tentu saja tidak bisa
menerima hal itu.
Ayi: Maaf.
Begitulah kata dokter. Kamu tidak bisa bermain biola lagi.
Karin: Tidak! Tidak mungkin! Dokter pasti salah! Aku
pasti sembuh! Aku pasti bisa main biola lagi! TIDAKKKKK!!!!!!! (mulai histeris)
Melihat Karin histeris, Ayi langsung
memanggil dokter.
Ayi: Dokter! Dokter!
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Rapat intern agensi, membahas cedera
Karin dan konser di L.A.
Eka: Jadi kalau Karin cedera dan tidak bisa bermain
biola lagi. Bagaimana dengan konser yang sebentar lagi akan diadakan? Tidak
mungkin kita membatalkannya!!! Semua tiket sudah habis terjual. Kalau kita
membatalkannya tentu saja kita harus menggembalikan semua uang orang-orang yang
telah membeli tiket. Selain itu, mereka akan kecewa dan bisa saja mereka jera
menonton konser kita. Kita akan rugi besar! Lagipula, Sekalipun Karin sembuh,
dia tetap tidak bisa bermain biola lagi kan?
*Karin hanya diam dam menundukkan wajah, menyesali
keadaan ini.*
Ayi: Eum… bagaimana kalau kita mencari musisi
lain sebagai pengganti Karin?
Eka: Bisa juga. Tentu kita harus mencari
penyanyi yang sama tenarnya dengan Karin. Tapi pertanyaanya, siapa?
*tiba-tiba, nggak
ada badai atau angin topan.*
Ike: Aku.
Eka: Ike? kamu serius? Kamu bisa menggantikan
Karin di konsernya nanti?
Ike: Tentu aja aku bisa. aku gitu lho, Ike, artis
paling cantik, terkenal dan berbakat seeepanjang masa! Nggak ada hal yang nggak
aku bisa, secara aku ini artis multitalented bangeut!!! (dengan gaya alay)
Ayi: Iya, bener. Gimana kalau Ike aja yang
menggantikan Karin? Ike cukup mahir memainkan biola, aku rasa dia bisa
menggantikan Karin.
Ike: Gimana?
Eka: Baiklah. Ike akan menggantikan Karin di
konser itu. (Ike tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Karin semakin
menundukkan wajah.)
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Konser dimulai, awalnya penonton heran,
di iklan dan brosurnya, yang akan tampil di konser ini adalah Karin, kok yang
muncul Ike? Tapi penonton tak ambil pusing, toh, Ike juga artis terkenal.
Eka: Bagus
sekali, Ike. Tanggapan penonton sangat fantastik! Kamu hebat!
Ike: Of course, aku gitu lho…
Eka: Tentu
saja. Bagaimana kalau untuk konser selanjutnya kamu yang mengisi acaranya?
Ike: Nggak
masalah. Siapin aja kontraknya.
Karin yang depresi karena cedera yang diderita,
semakin terpuruk setelah menyaksikan konser yang seharusnya ia adakan, tetapi
malah harus digantikan oleh Ike karena cedera ini. Karin mencoba bangkit, ia
ingin membuktikan kalau vonis dokter itu salah, kalau dokter juga manusia,
dokter bisa saja salah. Tetapi ketika dia tengah memainkan sebuah lagu, bow
(alat penggesek biola) yang ia pegang jatuh, tangannya keram dan bergetar. Dan
Karin pun sadar, ia tak bisa bermain biola lagi.
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Suatu hari, di toko buku. Karin
bertabrakan dengan seseorang. Ternyata….
Karin: Auuu…!
Hei, lihat-lihat dong. Nggak ngelihat ya orang lagi berdiri disini, buta ya?!
Ikhsan: Eh, maaf.
Aku nggak sengaja, sorry.
Karin: Sorry, sorry! Gampang banget kamu bilang
maaf. (beranjak pergi dari sana)
Ikhsan: Hei, kamu… cewek yang aku temukan tergeletak di
basement Alvarez’s Company itu kan?
kamu pasti nggak inget aku. Tentu saja. Kita belum kenalan. Kenalin, namaku
Bruno Males. Kamu Karin kan? Pamain biola terkenal itu.
Karin: Kamu…
kamu apa?
Ikhsan: Aku
Bruno. Salah satu pengisi acara di konser L.A.
Karin: Bukan,
maksud aku yang pertama tadi. Kamu bilang apa?
Ikhsan: Oh, kamu
yang aku temukan tergeletak….
Karin: Kamu
lihat siapa pelakunya? (langsung memotong omongan Bruno)
Ikhsan: Nggak.
Emang kenapa?
Karin: Nggak
apa-apa. Sudahlah.(kecewa)
Ikhsan: BTW,
waktu konser itu kamu belum sembuh ya, jadi Ike yang gantiin kamu di konser
itu?
Karin: Aku…
(suasana berubah menyedihkan) Aku nggak bisa main biola lagi.
*Karin pun menceritakan akibat kecelakaan itu pada
Ikhsan.*
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Suatu siang. Di café smansa.
Fahmi: Karin, gimana kalau kita putus aja. Aku bosan.
Lagipula, aku sedang sibuk-sibuknya persiapan single terbaru band-ku. Aku nggak punya waktu buat pacaran. Aku
minta kamu ngerti.
Karin: Tapi…
Fahmi: Udah lah,
nggak ada tapi-tapian, kita putus.
Karin: kenapa?
Apa alasannya kamu mutusin aku? Aku salah apa?
Fahmi: Nggak ada.
Kamu cuma nggak terkenal lagi aja.
Karin: Apa? Jadi
maksud kamu, selama ini kamu pacaran sama aku cuma karena…
Fahmi: Iya,
kerena kamu dulu populer jadi aku deketin aja, supaya band-ku ikut tenar.
Karin: Kamu!!! Pergi! Pergi! Dasar cowok kurang
ajar! Jangan muncul lagi di hadapanku! PERGI!!!!
*Fahmi lalu pergi meninggalkan Karin yang menangis
sesungukkan.*
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Cedera yang Karin derita, kepopuleran
yang memudar, dan Fahmi yang meninggalkannya serta beralih mengejar Ike,
membuat Karin depresi dan stress berat. Ia lalu memutuskan kalau bunuh diri
adalah jalan keluar dari semua masalah yang ia hadapi.
Karin: Kalau begini keadaannya, lebih baik aku mati,
udah nggak ada gunanya juga aku hidup. Semua hal yang aku punya udah hilang.
Mereka semua ninggalin aku. Lebih baik aku mati.
*Karin ingin memotong nadinya, tetapi sempat dicegah
Bruno males yang kebetulan ingin menjenguknya hari itu.*
Ikhsan: Hei, apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila?! Bunuh
diri itu dosa! Itu tindakkan pengecut yang takut menghadapi dunia.
Karin: Aku nggak sanggup hidup lagi.
Ikhsan: Sadarlah, Karin. Dibalik hal buruk, pasti
selalu ada hikmahnya. Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan
umat-Nya. Kamu harus yakin, Tuhan pasti punya hal indah buat kamu, kalau kamu
bisa melewati ini semua.
Karin: Hal baik apa? Semua ini membuatku tertekan!
Stres! Aku nggak bisa menghadapi ini semua. Hidupku hancur! Aku nggak bisa main
biola lagi! Aku cacat!
Ikhsan: Tapi itu nggak lantas menjadi alasan kamu untuk
bunuh diri. Hidup kamu masih panjang. Masih ada waktu untuk memperbaiki ini
semua, kalau Tuhan mengizinkanmu. Kamu nggak boleh menyia-nyiakan hidup kamu
dengan bunuh diri. Kamu mencintai
musikkan? Kamu mencintai hidupmu kan? Kamu mencintai orang tuamu kan? keluarga,
teman-teman, dan sahabat-sahabatmu? Mereka masih ada dan mencintai kamu apapun
yang terjadi. Kamu nggak boleh lupa itu. Dan yang paling terpenting Tuhan masih
mencintaimu, Tuhan memberi kamu hidup untuk membuktikan pada mereka semua kalau
ini bukan apa-apa. Ini Cuma kerikil kecil di kaki kamu, yang bisa kamu
singkirkan dengan mudah. Percaya sama aku.
Karin: Aku nggak tau lagi harus gimana menghadapi
ini semua.
Ikhsan: Aku akan bantu kamu. Aku akan selalu ada
disamping kamu. Kalau kamu sudah memutuskan untuk melanjutkan hidup. Beritahu
aku. Dan kita akan menghadapinya bersama.
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Konser kedua yang diadakan oleh
Altarez’s Company berbanding terbalik dengan konser sebelumnya. Dan pihak
produser serta agensi mengalami kerugian besar.
Eka: Bagaimana
ini, Ike? Bagaimana ini bisa terjadi? Konser kamu gagal!
Ike: Aku
nggak tau kenapa ini bisa terjadi, semua ini di luar kehendakku.
Eka: Sudahlah! Kerjasama kita batal. Semua
selesai. Mulai detik ini semua kontrakmu aku batalkan.
Ike: Tapi….
(tapi eka udah pergi)
Apa salahku? Aku ini artis paling
cantik, terkenal dan berbakat, kenapa ini bisa terjadi? Kenapa?!
Ayi: Mungkin karena sifat kamu yang kurang
baik, yang kurang ramah sama fans, sedikit angkuh dan sombong, image kamu di depan masyarakat jadi
jelek. Coba deh kamu ubah sifat kamu, kalau kamu berubah, masyarakat pasti
lebih bisa nerima kamu. Kamu Cuma kurang bijaksana menghadapi kepopuleran kamu.
Ike: Benarkah? Kalau aku berubah, orang-orang
tidak akan membenciku lagi?
Ayi: Tentu saja.
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
Setelah kejadian itu, Ike sadar bahwa
selama ini ia terlalu memandang tinggi dirinya. Ia ingin berubah, pertama-tama
ia memutuskan hubungan dengan Fahmi.
Ike: Fahmi,
aku rasa kita putus aja.
Fahmi: Kenapa?
Apa salahku? Selama ini hubungan kita baik-baik aja kan?
Ike: aku cuma
merasa kalau lebih baik kita jalani semua sendiri-sendiri. Maaf.
-------------------------------------------------------------^-^--------------------------------------------------------------
* Satu tahun kemudian.*
Fahmi yang tidak lagi di bawah bayang-bayang
kepopuleran Ike, perlahan-lahan ketenaran bandnya memudar dan terlupakan oleh
masyarakat. Ia teringat akan Karin. Ia ingin kembali lagi bersama Karin, tetapi
sekarang, Karin udah melanjutkan hidupnya dan dalam kamus hidup Karin yang baru
sudah tidak ada Fahmi lagi, kini Karin bersama dengan Bruno.
Sementara itu, setelah keragu-raguan dan
ketakutan bahwa permintaan maafnya tidak akan diterima, Ike lalu memberanikan
diri untuk meminta maaf. Di temani oleh produser dan manajernya, Ike menemui
Karin.
Eka: Ayo,
Ike. Kalau kamu tulus meminta maaf, Karin pasti mau memaafkan kamu.
Ayi: Siap?
Ike: Oke, aku
siap.
Ayi: Ayo,
masuk.
*pintu di buka.*
Ike: Karin….
Karin: Ike? Ada
apa, Ke?
Ike: Aku mau
minta maaf.
Karin: Buat
apa? Emang kamu ada salah apa?
Ike: Aku… aku… Sebenarnya aku yang nyuruh orang
buat nyelakain kamu. Tapi… tapi aku udah menyesali semuanya. Aku menyesal udah
membuat kamu cedera. Aku minta maaf. Aku tau aku salah, aku udah membuat kamu
nggak bisa main biola lagi. Itu semua aku lakukan karena aku iri dengan
kepopuleran kamu. Aku tau perbuatan aku itu tak termaafkan, tapi aku tetap
berharap kalau kamu mau memaafkan aku.
Karin: (tersenyum) Ya udah lah, Ke. Yang udah berlalu
biarlah berlalu, aku udah melupakan semuanya. Aku juga udah maafin kamu kok.
Ike: Karin, terima kasih.
Ayi: Nah, sekarang semua masalah udah beres.
*tiba-tiba*
Fahmi: Belum.
Karin: Fahmi? Ngapain kamu di sini?
Fahmi: Aku ,mau minta maaf karena aku pernah nyakitin
kamu. Aku harap kamu mau memaafkan aku.
Karin: Udahlah, aku udah maafin kamu juga kok. Kita
semua ini teman kan? itulah arti pertemanan, akan selalu ada maaf tanpa kita
harus memintanya.
Fahmi: Terima kasih, Karin.
Ikhsan: Nah, sekarang, semua masalah baru benar-benar
selesai. Ya nggak? (semua tertawa bersama).
Akhirnya,
Ike dan Karin bersahabat. Fahmi juga memulai debut bandnya dengan duet dengan Bruno
Males. Sedangkan Eka dan Ayi, Alvarez’s Corporation sukses memproduseri
bintang-bintang muda berbakat yang mereka rekrut. Dan semuanya berakhir
bahagia.
-------------------------------------------------------------The
end-------------------------------------------------------
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda