kisah cinta Sang phoenix

sebuah kegilaan di tengah kungkungngan cinta nyata yang sanggup membuatku gila dan mati rasa oleh seorang pria yg ga akan pernah tahu tentang perasaanku.

Rabu, 17 November 2010

tugas bahasa indonesia


Suatu hari, Pelajaran bahasa indonesia. Kami belajar membuat puisi. Kata guru kami, "Buatlah puisi yang menceritakan tentang apa yang sedang kamu rasakan saat ini."
Maka, kami pun membuatnya. Kebanyakan teman-temanku bingung mau bikin puisi apa?
Tapi, aku berusaha membuat sebuah puisi tentang perasaanku, bukan hasil copy paste dari lirik lagu atau puisi orang lain. Seperti inilah puisiku.


Hidup dan Mati

Laksana mati rasa aku berdiri di hadapanmu
Tapi kau tak pernah mendengar suaraku.
Seakan aku tak terlihat, transparan.
Telingamu tak pernah mendengar suaraku,
Kau selalu mengabaikanku...
Menganggapku tak ada....

Kadang, aku ingin berteriak padamu
meminta perhatianmu
Tapi aku takut,
takut kau menjauh...
Memandangku hina.

Kau tahu?
Satu kata darimu bisa menjadi alunan meloi indah...
atau suara gelegar petir yang menyambar hatiku.

Mematahkannya,
Meremukkannya,
Mehancurkanya,
Berkeping-keping...
Hingga tak bersisa.

Melihat gerak-gerikmu selalu menyenangkanku
mendengar suaramu menyejukkan hatiku
memandang wajahmu membawa euforia bagiku
mengingatmu melelehkan air mata dari beku jiwaku


Mencintaimu seperti telur di ujung tanduk
Hidup dan mati tak ada bedanya.
Semua terasa sakit sekaligus membahagiakan.
Mencintaimu laksana candu bagiku,
bisa kulihat betapa aku tak bisa hidup tanpamu.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda