kisah cinta Sang phoenix

sebuah kegilaan di tengah kungkungngan cinta nyata yang sanggup membuatku gila dan mati rasa oleh seorang pria yg ga akan pernah tahu tentang perasaanku.

Minggu, 02 Januari 2011

shiseiten

lama tidak melanjutkan cerita.
kayanya perlu bertahun-tahun untuk cerita ini rampung.
yah, salah gue juga sih bikin cerita yang saling terkait.nggak baca 1 cerita aja, cerita lain jadi ga nyambung.
ok, ini lanjutan setelah rapat Asgard yang berujung persetujuan Odin untuk memberikan Loki sebagai imbalan kerjasama dengan Shiseiten.

________________________________________________

Bella: Saga, tadi kau kenapa?
Saga: nothing, mom.
Edward, Ayah tau apa yang kau pikirkan, nak.
Saga: Tidak ayah tak tau.
Anthony: Saga, apa yang terjadi di Asgard?
Saga: Well, Sebagai mana mestinya rapat perjanjian.
Alice: Saga, kami tau kau tau sesuatu.
Jasper: Dan aku merasakan kegelisahanmu, kau juga Max.
Max: Apa maksudmu, uncle?
Jasper: jangan berlagak bodoh, kai gelisahkan?
Gabby: Karna Su?
Max: Oh, shut up! Bukan urusan kalian.
Saga: Ohya, Sam mengirim Embry ke sini.
Jacob: Ada apa? Anak itu sendiri?
Saga: Sama quil. ada yang perlu disampaikan.

(embry & quil datang.)

Embry: Hai semua... Ada makanan tidak? aku lapar.
Rosalie: Rumah ini bukan gudang makaanan, Anjing!
Esme: Rose..

(Shiseiten datang)
Emmett: Akhirnya kalian datang, kami sudah penasaran dengan hasil rapat kalian, Jadi?
Sei: tanya Gen.
Gen: Ugh! Odin benar-benar menyebalkan!
Su: Sudah kubilang juga.
Gen: Dia harus membayarnya.
Ko: Jangan mulai lagi deh GEn,Kau tidak sadar langit berguncang  waktu kau marah tadi?
Gen: Diam.

(Embry berbalik, dan...)

" ketika kau melihat jodohmu, tiba-tiba bukan bumi lagi yang menahanmu tetap berpijak, tapi dia. Dan tak ada yang lebih berarti daripada dia. Dan kau rela melakukan apapun untuknya, Menjadi apa saja yang dia perlukan."

Bella: Mata itu, mata yang seperti orang buta yang baru melihat matahari pagi.
Gen: Apa? (berbalik dan melihat tatapan Embry padanya.)
Su: Kedatangan werewolf di markas kita, setiap hari.
Calisle: Eum, Su, mana Yue?
Su: dia..
Sei: Yue tidak mau ke sisni.
Max: Maafkan aku Su.
Su: katakan kau tidak serius dengan kata-katamu maka kau akan memaafkanmu.
Max: Maaf aku tidak bisa.
Su: kanapa?! But apa kau menciumku?!
Max: Aku... (Su masuk kamar) Maafkan aku, su. Kumohon, Keluarlah.
Su;( dari dalam kamar) Katakan kau tidak serius. kumohon Max.
Max: (mendobrak pintu) Kita perlu bicara.
Su: Tidak ada yang perlu dibicarakan.
Max: Bagiku ada. (berdiri di hadapan Su)
Su: aku lelah, Max. Jangan kau buat aku tambah sulit.
Max: Aku hanya ingin yahu masa lalu saja.
Su: Dengan menciumku?
Max: Ya... (mendekatkankan wajahnya ke wajah Su)
-Su terhipnotis dan...
 Max mencium Su. Awalnya, Ciuman itu datar, hanya sebatas bibir bertemu bibir, tapi ketika Max semakin dalam menggali masa lalu Su. Ciuman itu berubah Ganas dan bernafsu. Tiba-tiba...

Yue: Su...?
Su: Yue...
-Di keheningan dunianya, Su tenggelam dalam Kegelapan.

"Kepedihan itu akhirnya muncul. Hal ini benar-benar melumpuhkan. Sensasi bahwa sebuah lubang besar menganga di dadaku. Merenggut semua organ vitalku dan meninggalkan bekas luka yang masih basah dan berdarah di sekelilingnya, yang masih tetap berdenyut nyeri dan mangeluarkan darah meski waktu terus berjalan. Secara rasional aku tahu paru-paruku pasti masih utuh, namun aku megap-magap menghirup udra dan kepalaku berputar, seolah-olah segenap usahaku sia-sia. Jantungku pasti juga masih berdetak, tapi aku tak bisa mendengarnya di telingaku."

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda